Hari ini setahun yang lalu satu langkah untuk meraih gelar sarjana terlewati. "Haa yakin kamu cuma mau nyari gelar ? ".Tapi aku cuma menjalani takdir dan dapet lebih dari itu.
"Lah gimana ?" Ya ga gimana-gimana. Kan emang begitu adanya, dari dulu bahkan dulu banget ga pernah ada angan buat kuliah disana. Tapi sudah Allah takdirkan ya mau gimana lagi. "Trus kamu dapet apa ?" Dapet banyak bwanget, mereka salah satunya. Allah memang Maha Baik yaa. Ga minta pun pasti dikasih.
Mereka salah satu bentuk kasih sayangNya. Mereka kadang seperti ibu peri kadang seperti zombie (eeh). Ngaterin ke dokter, masakin sayur tanpa micin pas lagi saket, nyamperin pas motor mogok ditengah jalan (pas uda dibawa ke bengkel eh ternyata cuma kehabisan bensin), menyelamatkan kegabutan pas weekend, gibah di mekdi ga peduli cuma beli es krim sebiji, bungkusin geprek Buk Coy trus dicantolin di pintu kamar, ngeramein tempat makan gara-gara kalah uno dan ga pernah lupa ngasih challenge gila bagi siapa yang kalah.
Mereka yang ngajarin kalau wanita itu harus mandiri dan kuat. Ga peduli seberapa keras dunia ini. Apa-apa harus bisa sendiri. Naik sepeda jogja kota-gunung kidul, madiun kota-tawangmangu dijabanin dah. Meskipun aku kadang masih jadi tim penakut :(
Mungkin pertemanan kita jauh dari kata baik tapi bersyukur banget pernah berada ditengah-tengah kalian. Dimanapun kalian sehat-sehat yaa. Semoga langkah kalian selalu dimudahkan dan selalu didekatkan dengan kebaikan. So grateful to be surrounded by kindest people ❤
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2006
Siti Nur Anisah
iseng-iseng nulis.
Rabu, 19 Februari 2020
Bianglala
Iseng-iseng liat di KBBI ternyata bianglala artinya pelangi. "oh pantesan warna bianglala warna-warni"
Hidup kadang seperti bianglala bukan ? Banyak sekali warna-warna yang menghiasi. Tidak hanya itu, bianglala selalu berputar. Tidak selamanya warna merah yang diatas kadang disamping kadang juga dibawah. "Eh tapi pernah juga bianglala ga berputar" itu mungkin lagi masa perbaikan, kalau ga gitu mungkin yang jaga loket ga dateng.
Eh apasi :(
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2005
Hidup kadang seperti bianglala bukan ? Banyak sekali warna-warna yang menghiasi. Tidak hanya itu, bianglala selalu berputar. Tidak selamanya warna merah yang diatas kadang disamping kadang juga dibawah. "Eh tapi pernah juga bianglala ga berputar" itu mungkin lagi masa perbaikan, kalau ga gitu mungkin yang jaga loket ga dateng.
Eh apasi :(
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2005
Bisa Karena Terbiasa
"Dek Pin, pernah ke sini ? (nyebutin nama tempat)".
"Belum mbak, mbak pengen kesana ?"
"Senin ada urusan dek, sekarang mau survei dulu, jauh ga dek pin?"
"Ayok tak temenin mbak, ga begitu jauh, aku berani kalau cuma kesana"
Cuma dek ? Tapi cukup membuat encok untuk penganut rebahan sepertiku. Pagi-pagi berangkat kesana. Menyusuri jalan yang masih sangat asing. Melewati keramaian lalu semakin jauh semakin sepi. Jalan agak naik-turun, berkelok, kanan kiri seperti hutan. Bukan seperti mungkin memang hutan.
Dalam hati bergumam "loh aku bisa sampe sini, bonceng orang lagi" aku emang terlalu lemah dalam urusan membonceng orang, takut orang yang tak bonceng kenapa-kenapa.
Ternyata memang harus dipaksa, biar terbiasa. Dipaksa kuat biar benar-benar kuat. Dipaksa sabar biar benar-benar sabar. Dipaksa menerima semua kenyataan yang sering kali tidak sejalan dengan angan.
Terimakasih Dek Pin, terimakasih hari ini, banyak sekali pelajaran yang amat berarti.
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2004
"Belum mbak, mbak pengen kesana ?"
"Senin ada urusan dek, sekarang mau survei dulu, jauh ga dek pin?"
"Ayok tak temenin mbak, ga begitu jauh, aku berani kalau cuma kesana"
Cuma dek ? Tapi cukup membuat encok untuk penganut rebahan sepertiku. Pagi-pagi berangkat kesana. Menyusuri jalan yang masih sangat asing. Melewati keramaian lalu semakin jauh semakin sepi. Jalan agak naik-turun, berkelok, kanan kiri seperti hutan. Bukan seperti mungkin memang hutan.
Dalam hati bergumam "loh aku bisa sampe sini, bonceng orang lagi" aku emang terlalu lemah dalam urusan membonceng orang, takut orang yang tak bonceng kenapa-kenapa.
Ternyata memang harus dipaksa, biar terbiasa. Dipaksa kuat biar benar-benar kuat. Dipaksa sabar biar benar-benar sabar. Dipaksa menerima semua kenyataan yang sering kali tidak sejalan dengan angan.
Terimakasih Dek Pin, terimakasih hari ini, banyak sekali pelajaran yang amat berarti.
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2004
Minggu, 16 Februari 2020
Rehat
Tenangkan
hati
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2003
Semua ini
bukan salahmu
Jangan
berhenti
Yang kau
takutkan takkan terjadi
Yang dicari,
hilang
Yang
dikejar, lari
Yang
ditunggu
Yang diharap
Biarkanlah
semesta bekerja
Untukmu
Begitu kira- kira lirik lagu yang baru saja masuk ditelingaku.
Langsung segala ambisi, harapan yang sengaja dititipkan ke raga lain menepi
sendiri. Salah siapa berharap pada manusia ? dah istirahat. Katanya Mzkun
“Biarkanlah semesta bekerja untukmu”
Teruntuk yang suka memilih diam karena sering tidak didengar,
teruntuk yang lelah dengan semua ambisi, teruntuk yang lebih memilih memendam
sendiri daripada dibagi yuk rehat sebentar. Besok coba lagi
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2003
Bunga Mekar Tidak Selalu Bersama
Katanya semua sudah ada masanya sendiri - sendiri. Tapi
kenapa sering sekali terbesit rasa khawatir apalagi manusia yang menuliskan
ini. Sering banget protes, sering banget mengeluh, sering banget mangaduh, apalagi
ketrigger omongan orang sehari hari “Mbak konco e saman wes lulus loo, saman
kapan ?” “ Mbak arek sing omahe pojok
iko wes kerja bahkan penghasilane uda 2 digit, saman kapan?” “Mbak adek kelas
saman bulan mene nikah, saman kapan?”
Padahal setiap orang punya tujuan masing-masing. Setiap
manusia mengalami proses yang berbeda. Bukankah menanam sawi dengan menanam
mangga jelas berbeda prosesnya ? beda caranya, beda waktunya, beda masa
berbunganya, tentu hasil yang diusahakan nantinya juga bebeda.
Sebenarnya kalau paham apa tujuan kita hidup gabakal tuh
goyah cuma gara gara triggeran manusia. Terlalu memikirkan omongan manusia
sampe lupa menikmati setiap prosesnya. Semoga tetap fokus apa yang menjadi
tujuan. Gapapa menunggu sedikit lama untuk pengabulan sebuah doa, semoga semua
berakhir bahagia.
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2002
Selasa, 11 Februari 2020
New Life Begin
Ibarat benih, kita seperti benih yang baru saja disemai. Berharap kita tumbuh menjadi benih yang sehat, tahan penyakit, tahan iklim dan mampu menghasilkan produksi yang optimal.
Selama masa tumbuh dan berkembang tidak akan selalu baik-baik saja. Nanti ditengah proses tumbuh ada penyakit, hama, gulma dan lain sebagainya. Tapi Pemilik Semesta sudah menyiapkan obatnya.
Sama halnya kita, kita berharap akan tumbuh jadi pribadi baru yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi kita belum tau apa yang kita hadapi satu tahun kedepan (ya kali kita bukan cenayang 😂) tapi kita bisa menyiapkan diri, apapun yang akan terjadi nantinya toh Allah selalu memberi yang terbaik untuk kita. Jika nanti ditengah perjalanan menemukan hambatan, yakin Allah sudah hadirkan masalah lengkap dengan solusinya tinggal bagaimana kita mengusahakan. Gapapa kita menyemai banyak sekali harapan, tapi tidak semua harapan - harapan itu kita dapatkan, hanya yang terbaik yang kita dapatkan. Terbaik menurut siapa ? Tentu yang terbaik menurutNya
@30haribercerita
#30haribercerita
#30HBC2001
Minggu, 22 Oktober 2017
Pengelolaan
Kesehatan Tanaman Teh terhadap Serangan Hama Ulat Jengkal (Hyposidra Talaca)
Kingdom : Plantae
Divisi
:
Spermatophyta
Sub
divisi :
Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo :
Parietales
Family : Theaceae
Genus :
Camellia
Nama
Latin atau Spesies : Camellia sinensis
Tanaman teh (Camelia
sinensis (L) O. Kuntze) memiliki peranan penting dalam kehidupan dan
penghidupan masyarakat secara makro. Disamping itu tanaman teh juga memiliki
peranan yang penting sebagai penyumbang devisa negara, sebagai sumber lapangan
kerja, sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menjaga kelestarian lingkungan.
Mengingat pentingnya peran tanaman teh dalam aspek sosial dan aspek ekonomi
Indonesia, maka perkebunan teh perlu dijaga agar tetap berkelanjutan (sustainable),
salah satunya dengan menjaga dari kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga
(Diratpahgar 2008).
Teknik budidaya serta proses pengolahan yang tepat
merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas
teh. Pemupukan secara teratur, pemangkasan yang baik, peremajaan
tanaman-tanaman teh yang telah berumur lebih dari 40 tahun, serta pengendalian
hama dan penyakit dapat mendorong produktivitas teh yang tinggi (Adisewojo
1982).
Usaha peningkatan teknik
budidaya, selalu terkait dengan sistem pengendalian atau pengelolaan hama dan
penyakit. Proses pengelolaan hama dan penyakit ini berpengaruh penting dalam penentuan
mutu dari produksi tanaman teh. Budidaya tanaman teh tidak lepas dari permasalahan
hama dan penyakit. Beberapa hama dan penyakit penting yang biasa menyerang
tanaman teh dan kerap menimbulkan kerugian yang cukup besar antara lain
Empoasca sp. (Hemiptera: Jassidae), Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae), dan
Hyposidra talaca (Lepidoptera: Geometridae) (Samiyanto 1999). Sedangkan
penyakit yang biasa ditemukan dilapangan antara lain cacar daun teh (blister
blight) yang disebabkan patogen Exobasidium vexans, serta beberapa penyakit
pada akar seperti akar merah Ganoderma philippii dan akar putih Rigidophorus
lignosus.
Pengendalian
Hama di Perkebunan
Hama-hama penting yang sering
menjadi masalah di perkebunan Gunung Mas ini antara lain: Helopeltis spp.,
Empoasca sp., dan Hyposidra talaca. Selain hama ada pula penyakit yang umum
menyerang tanaman teh yaitu cacar daun teh (blister blight) yang disebabkan
oleh patogen Exobasidium vexans.
Ulat jengkal menjadi hama yang
sangat penting di perkebunan Gunung Mas, serangan berat dari hama ini dapat
menurunkan hasil produksi hingga 40%. Hama ini menyerang daun, pupus daun, dan
tunas daun teh. Serangan berat dapat menyebabkan daun menjadi berlubang dan pucuk
tanaman menjadi gundul, sehingga hanya meninggalkan tulang daun saja. Hyposidra
talaca juga bersifat polifag pada beberapa jenis tanaman. Hama ulat jengkal Hyposidra
talaca biasa ditemukan di dataran tinggi (Simanjuntak 2002). Menurut
Hidayat (2001) Larva yang baru menetas dari telur akan memencar dari pohon
pelindung menuju perdu teh dengan bantuan angin atau merayap. Larva yang baru
keluar dari telur berukuran antara 1.5 – 2 mm, sedangkan larva instar akhir
dapat mencapai panjang 70 – 80 mm. Larva Hyposidra talaca berwarna
coklat kehitaman dengan titik-titik putih pada bagian dorsal. Pada stadium
larva hama ini dapat menyerang dan mengakibatkan kerusakan pada pucuk teh
(Kartasapoetra 1993).
Serangan tertinggi hama ulat
jengkal di perkebunan teh Gunung Mas biasa terjadi pada musim kemarau atau pada
musim peralihan antara musim hujan ke musim kemarau, atau berkisar antara bulan
Juni hingga November. Pada saat musim penghujan serangan hama ulat jengkal menurun
hingga musim peralihan selanjutnya. Parangin-angin (1992) menjelaskan bahwa
perkembangan hama ini akan terhambat pada habitat dengan curah hujan tinggi,
karena larva akan jatuh dan terbawa air hujan. Perkebunan Gunung Mas
menggunakan berbagai macam cara pengendalian untuk mengatasi hama ini, antara
lain: dengan cara fisik mekanik yaitu dengan mengumpulkan secara manual
pupa-pupa dari hama ini dari dalam tanah, menangkap imago dari Hyposidra
talaca dengan jaring dan perangkap lampu pada malam hari, membungkus
pohon-pohon pelindung dengan plastik berperekat untuk memerangkap imago dan memasang
perangkap berperekat di setiap blok kebun.
Perkebunan Gunung Mas menggunakan
berbagai macam cara pengendalian untuk mengatasi hama ini, antara lain: dengan
cara fisik mekanik yaitu dengan mengumpulkan secara manual pupa-pupa dari hama ini
dari dalam tanah, menangkap imago dari Hyposidra talaca dengan jaring
dan perangkap lampu pada malam hari, membungkus pohon-pohon pelindung dengan
plastik berperekat untuk memerangkap imago dan memasang perangkap berperekat di
setiap blok kebun. Selain dengan cara fisik mekanik, pengendalian secara
kimiawi juga dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif metomil dengan
dosis 0.5 – 1 lt/ha, bahan aktif sipermetrin dengan dosis 0.5 – 1 lt/ha, serta
menggunakan insektisida nabati umbi gadung dan EM4 yang dicampur dengan
insektisida sintetik dengan dosis rendah.
DAFTAR
PUSTAKA
Pradana, Rizki. 2013. Pengelolaan Kebun dan Upaya
Pengendalian Hama Ulat Jengkal (Hyposidra
talaca) dengan Aplikasi Hyposidra
talaca Nucleopolihedrovirus pada Tanaman Teh di PT Perkebunan Nusantara
VIII Gunung Mas Bogor Jawa Barat. Departemen Proteksi Tanaman IPB. Bandung.
Langganan:
Postingan (Atom)