Rabu, 08 Maret 2017

Kebutuhan K untuk Tanaman Cabai Varietas TM 99
Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada dasarnya, saat kita hendak melakukan kegiatan budidaya tanaman, tanaman apapun jenisnya, sangat diperlukan pengetahuan mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman yang kita budidayakan. Secara garis besar, tanaman atau tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.  Dua jenis unsur hara tersebut disebut Unsur Hara Makro dan Unsur Hara Mikro.
Dalam menunjang tumbuh-kembang tanaman cabai, tentu saja dibutuhkan unsur hara baik yang memang sudah tersedia di dalam tanah, atau dapat pula ditambahkan oleh manusia berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman cabai adalah Kalium (K). Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kebutuhan unsur K untuk tanaman cabai varietas TM 99 adalah 77,8 Kg/Ha (IFA,1992).
Kekurangan Kalium
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan gugur. Tepi daun ‘hangus’, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit..
Unsur Kalium (K) Dapat Diperoleh dari :
1.    Memberi pupuk buatan seperti NPK, KCL dan ZK sesuai dengan takaran atau dosis
2.    Memberi kompos
3.    Membuang sisa - sisa tanaman seperti daun pada lahan yang ditanami cabai



DAFTAR PUSTAKA:
Anonim. 2014. Unsur Makro dan Mikro yang Dibutuhkan Tanaman. https://organichcs.com/2014/05/03/unsur-makro-dan-mikro-yang-dibutuhkan-oleh-tanaman/ . Diakses Selasa, 15 November 2016 pukul 23.56
IFA. 1992. IFA World Fertilifer Use Manual. Wichman. W (eds). International Fertilizer Industry Assosciation, Paris. p 287-298